Dasar

Sebagai mantan anak SMA yang gak tua amat soalnya baru kemaren lulus, bohong kalo masa SMA gak ada satu pun yang berbekas di kenangan gue. Awalnya gue kira iya, gue gak akan kangen masa ini. Gak, tapi gue salah. Baru sekitar tiga bulan gue gak SMA lagi, gue mulai rindu.

Halnya sederhana, beberapa ada yang sama seperti anak-anak lulusan SMA kebanyakan, dan sebagian lainnya berbeda. Kadang gue berpikir kalau hal yang benar-benar gue kangenin selain momen adalah
diri gue sendiri pada masa itu.

Di SMA gue punya teman. Dua pertiga (percayalah, ini hanya mengira-ngira) waktu gue di SMA dihabiskan bareng teman-teman gue. Mungkin gak sebanyak teman-teman kamu, yang penting gue bahagia. Terus sepertiganya? Ya sama diri gue sendiri. Dan gak heran kenapa kadang gue merasa gue kangen diri gue sendiri. Hanya berdua. Di masa itu.

Gue punya kenangan bareng temen-temen gue, yang bisa kita ketawain bareng-bareng, atau ledekin bareng-bareng. Tapi gue juga punya banyak kenangan bareng diri gue sendiri, yang cuma bisa gue katawain sendiri, curhatin sendiri atau gue keluhin sendiri. Iya, kecuali kalo gue cerita. Ke blog ini misalnya. Untuk mengenang. Karena gue takut lupa. Sedangkan kalau dibuang sayang. Karena kalau gue lupa, siapa lagi yang inget..

***

Gue jadi inget, hal-hal ngeselin dari masuk suatu sekolah adalah: cerita horornya.

Belum satu semester gue menjadi murid baru SMA 46 Jakarta, gue sudah mulai mendengar cerita aneh-aneh. Mulai dari kamar mandi yang ada penghuninya lah, ya temen gue liat penampakan lah, yang cerita turun-menurun tentang penampakannya lah, pusing. Gue, sebagai salah satu anak berekspresi datar, cuma bisa sok tenang denger cerita mereka. Terus gue jalan santai pulang dari sekolah. Tapi pas sampai di rumah, gue malah terus-terusan kepikiraan~

Ada cerita berkesan yang meracuni pikiran gue saat itu. Katanya, kelas di sebelah kelas gue itu suka muncul penampakan!

HAH? Sebelah kelas gue?

Iya, jadi kelas gue itu namanya kelas X-5 dan kelas yang digosipin ada penampakannya itu adalah kelas X-6.

Dan kebetulan, besok paginya, gue dateng ke sekolah pagi-pagi sekali. Langit sekolah masih gelap dengan noda-noda merah memancar dari ujung langit yang lain, tanda matahari baru siap-siap terbit. Kelas gue ada di lantai dua. Jadi gue naik tangga ke lantai dua, berjalan di belakang murid berkerudung yang amat santai jalannya. Gue terus berjalan, persis di belakang dia. Kelas X-1 baru kita lewati, lalu X-2, X-3, gue masih ikut jalan santai di belakangnya. Keadaan sekolah masih sepi. Sepi sekali. Gue inget, pada hari itu gue adalah orang pertama yang masuk ke kelas. Saking paginya. Oke, kembali, gue masih berjalan di belakang murid berkerudung ini. Akhirnya kelas X-4 kita lewati, gue masih santai. Sampai tiba-tiba..

DIA BERHENTI MENDADAK. Gue ulang. MENDADAK. Yang gue lihat, badannya agak loncat ke belakang, ke arah gue, dan membuat jantung gue berdebar sepuluh kali lebih cepat. Sampai dia loncat nabrak muka gue, mungkin gue akan pingsan di tempat. Tapi tidak, dia hanya berhenti mendadak, menjerit kecil dan badannya terlompat sedikit ke belakang.

Gue mulai parno. Sialan.
Pikiran gue mulai aneh-aneh. Apakah murid ini melihat sesuatu di depan kelas X-6? Mungkin ya, karena tempat ia berdiri sangat memungkinkan ia memandang segalanya di depan kelas X-6 yang terletak di pojok sekolah itu. Perlahan ia menengok ke belakang, ke arah gue, seperti memastikan tidak ada orang lain selain dirinya.

"Ada apa?" Dengan sok tenang gue memberanikan diri menanyainya.

Mukanya agak gelagapan. Melihat gue dengan bingung.

ADA APA WOI. Gue bilang dalam hati.

Bibirnya yang terbuka karena panik mulai membunyikan suara. Pelan, namun jelas.

"kucing..." Jawabnya dengan suara sok unyu.

FAK.

Sialan.

Kampret

Kecebong.

Ular.

Akhirnya gue mengangguk dengan prihatin yang dibuat-buat. 

Dasar. Gue ngomel dalem hati.

***

Makanya, gue saranin, lebih baik setelah anda mendengar cerita-cerita aneh dari sekolah anda, cepat lupakan, lalu buang itu jauh-jauh. Karena: TIAP TEMPAT ITU PASTI ADA PENGHUNINYA. UDAH LAH, DOA BIAR GAK DIKASIH LIAT, GAK USAH PARNO.