We Don't Live in The Other's Words

Jika ada organ tubuh yang amat sangat gersang,
aku tahu itu hatimu.
Yang gersang dilahap api kebencian,
dan mengutuk tiap insan yang tak sesuai dengan maumu.
Gak. 
Tiap manusia gak selalu hatinya dilahap api kebencian, tapi kebanyakan dari mereka mengepulkan asap ke-tidaksuka-an, bibit dari api kebencian.

Udah berapa banyak orang yang tidak suka (yang menurut gua, tidak suka adalah pra-benci) orang lain, lalu menuntut kesempurnaan sesuai dengan apa yang mereka anggap baik?

Gua gak ngerti maunya orang-orang, semua dituntut sesuai dengan kemauannya.

Ada orang yang pendiem, dikomentarin seenak jidat, dibilang gak bersosialisasi, ditertawakan lalu dibuat guyonan, diomongin di belakang.
Ada orang yang suka berbicara, dibilang bawel, banyak bacot, diomongin di belakang.
Ada orang yang penurut (mau diapain aja, dia diem) ditindas, dimanfaatin doang, ditertawakan lalu dibuat guyonan, diomongin di belakang.
Ada orang yang inisiatif (gak penurut dan bisa membela diri) dikata nyolot, diomongin di belakang.
Ada orang yang ini, ada orang yang itu, intinya semua pembenci selalu membicarakan orang di belakang.

Manusia itu banyak, ada milliunan. Diantara milliunan itu, ada beragam sifat yang menempel dalam tiap jiwa. Dan sifat apa yang kamu gak suka, bukan berarti dia salah. Dia gak baik di mata kamu, sampai kamu bisa gak suka sama dia (atau berbagai alasan lo ngomongin dia di belakang), tapi belum tentu dia salah. Atau, orang yang baik belum tentu benar.

Emang apa bedanya baik dan benar?

Waktu itu guru BK gua mendatangi gua. Bukan, dia bukan muncul di mata gua setelah namanya terlintas di otak gua. Tapi guru BK itu datang waktu ada jam Bimbingan Konseling di kelas. Dan waktu itu dia menjelaskan tentang bedanya baik dan benar. Setelah itu gua merasa jam BK emang ada manfaatnya buat ngeblog.

Baik. Sesuatu yang baik belum tentu benar. Misal, lo anggep dia baik sama lo gara-gara dia selalu ngasih lo contekan ketika ulangan. Iya, dia emang baik buat lo, tapi dia gak bener karena artinya dia mendukung lo buat terus-terusan bego.
Benar. Sesuatu yang benar itu asalnya dari Hukum Allah, dan Allah pasti mengajarkan kebaikan bagi hambanya.

Jadi maksud gua. Kita gak perlu capek-capekan buat nurutin apa kata orang. Orang lain gak akan lebih tau diri kita dibanding kita sendiri. Nurutin apa yang mereka mau itu sia-sia. Dan apa yang mereka mau, apa yang mereka anggap baik juga belum tentu benar. Daripada kita capek-capekan jadi apa yang orang lain tuntut biar kita disuka sama mereka, kenapa gak memilih orang yang bisa terima kita apa adanya? Pertemanan kita sama orang yang bisa nerima kita apa adanya pasti bakalan lancar jaya tanpa perlu capek. Capek hati...
<3
~ 
 ...karena kita gak hidup di perkataan orang lain.