Cerita Lagu Cinta

Tiap manusia di dunia ini punya cerita. Anak kecil umur dua tahun punya cerita, anak baru lulus sekolah menengah pertama punya cerita, nenek-nenek punya cerita, dan gue punya cerita. Kita punya cerita berkesan dalam hidup masing-masing yang rasanya dilupakan sayang. Terserah hanya untuk bernostalgia atau menjadi pelajaran hidup.

Cerita gue kebanyakan cukup sebagai nostalgia.

Atau boleh dipelajari, jadinya pelajaran hidup juga.

Atau direnungkan.

Tapi gak boleh dicak-cakan,

karena cerita ini punya 
GUE.

Cerita dalam nostalgia tidak perlu mewah, cukup sederhana, lalu kamu dan aku tertawa ketika mengingatnya. Ceritanya sesederhana mengenai kebodohan masa sekolah, dimarahin guru, keisengan sebagai pelajar, cerita memalukan yang wow-sampai-sangat-memalukannya-udahlah-cuma-gue-doang-yang-boleh-inget, atau bahkan cerita pertama kali
(ehem) jatuh cinta?

Gue gak kenal jatuh cinta, yang gue tau cuma jatuh dalam kenikmatan suka-sama-orang.
Karena menurut gue jatuh cinta itu ideologinya orang dewasa. Gue mah apa atuh, cuma bocah ingusan yang senang memandang..

Gue seneng denger cerita temen-temen gue yang ngefly gara-gara naksir cowok, galau berat gara-gara cowok yang ditaksir jadian sama orang lain (HAHAHA), atau malah cerita gimana rasanya pacaran. Dan gue sebagai pendengar yang baik hanya mendengarkan, sesekali bilang "oh iya ya", nepuk-nepuk punggung mereka waktu mereka galau di saat gue sendiri gak punya cerita serupa di saat yang sama.

Iya. Jomblo.
Iya. Kosong.
Iya.
Iya.

Tapi gue keren, dong?

Gue gak punya cerita yang serupa di saat yang sama atau sebut aja di saat sekarang. Yang gue inget, gue punya cerita serupa di jaman dulu. Waktu gue masih jadi bocah ingusan sekolah menengah pertama. Yang rasanya naksir orang itu adalah hal terhebat yang gue rasakan. Gak boleh ada yang suka sama dia juga. Dan gue klaim kalo "gue suka dia (dan gue harap lo enggak)" ke temen-temen gue di samping gue gak mau dia tau perasaan gue. Egois. Biarin aja. Secret admirer? Iya.

Dulu, gue gak akan pernah mau cerita tentang kegiatan -naksir- itu di blog. Alasannya karena memalukan. Gue selalu pake nama samaran. Ambivalensi. Gue jijik kenapa gue harus suka dia, tapi emang dia orang yang bikin lagu Rasa Ini-nya Vierra terasa nyata. Gue mau cerita gimana rasanya punya perasaan suka ke dia, tapi gue gak mau kegiatan -naksir- itu terekspos. Gue mau dia tau gimana perasaan gue, tapi gue gak mau dia tau perasaan gue. Bingung kan? Iya lah namanya juga permainan hati. Gak punya logika.

dan gue kangen rasanya. Berhubung di SMA emang gue gak punya rasa kayak gitu.
yang sedalam (dan yang sepayah) itu.

Sekarang, karena gue udah gak punya rasa lagi sama orang yang dituju, tapi gue kangen dan suka mengenang gimana rasanya suka-sukaan itu, gue mau cerita di blog!

Gue akan mengekspos semua yang gue alami dulu, yang hampir seluruhnya adalah cerita seorang pengagum rahasia yang gak rahasia-rahasia amat. Gue akan cerita semuanya, 
kecuali: 

kecuali: apa

kecuali: apa hayo?

kecuali: YA NAMA ORANGNYA LAH.

Gue akan cerita di posting selanjutnya dengan judul: Secret Admirer.