Nasib jadi orang yang gak penting-penting amat

Jadi orang yang gak penting-penting amat banyak kesan dan pesan. Banyak cerita. Banyak senang.

Situasi pertama:
Gua lagi jalan pulang sekolah, sendirian. *kalian inget aja, gua ini orangnya mandiri (baca: forever alone)
Tiba-tiba dari belakang, temen gua, Cuco, manggil.
Cuco: Sarrrraaah tungguin gue. Bareng dong.
Gua: ayook. *berdiam ditempat dan nungguin Cuco nyamper ke arah gua*
Pas Cuco udah sampe disamping gua, kita jalan bentar bersama. Karena depan sekolah gua sempit, jadi kalo ada mobil mau lewat, tiba-tiba jalan kaki aja macet.
Gua kesempatan ngiket tali sepatu.
*ngiket tali sepatu*
Tiba-tiba.
"Cucoooo!! Lo pulang kearah manaaa?" Tiba-tiba temennya Cuco manggil Cuco.
"Kesana cuy, lo?"
"Gue jugaa. Bareng yuuk."
"Ayuuuk." Kata Cuco. "Sar gue duluan ya".
*gua yang masih ngiket tali sepatu, ditinggal*
:(

Situasi kedua:
Sama. Pulang sekolah. Karena se-mandiri-mandirinya gua di sekolah, lebih mandiri lagi pas pulang sekolah. *inget ya bacanya "mandiri".
"Ah ada Siti sama Sutu tuh lagi mau pulang ke arah sana. Panggil ah biar jalan bareng." Kata sarah dalam benaknya.
"Sitiii!!" *nepuk punggungnya Siti*
*Siti nengok*
"eh, hai." Kata Siti sambil tetep jalan.
"Eh siti bareng dong kesananya."
"Iya sini." Katanya tapi tetep aja jalan.
"Eh ada sarah sendirian." Kata Sutu yang jalannya juga gak berenti dulu nungguin gua yang masih agak jauh dibelakangnya.
Huft. Lo. Niat. Gak. Zi. Mau. Jalan. Kesono. Bareng. Gua.
Berhubung gua orangnya "yasudahlah", jadi yang tadinya gua jalan disebelah kiri kayak mereka, langsung pindah haluan ke kanan dan jalan lebih dulu dari doi doi. Lagian...mau ujan nih.
*********

I know I'm not Jose Mourinho, the special one. I even not David Moyes who gets special trust from some million people who called MU fans.
I only trust that in 7 billion people who lives in this earth, there are some special people to makes me feel comfortable to live and explore.
Tertanda: Sarah.